Binatang sebagaimana yang kita
ketahui adalah makhluk
yang memiliki naluri untuk hidup dan mempertahankan diri. Hidup disini
maksudnya adalah untuk memenuhi segala kebutuhan perutnya yang bertujuan untuk
menjaga keberlangsungan hidupnya. Sedangkan mempertahankan diri digunakan untuk
menghindari atau berupaya untuk menjaga diri dari serangan pemangsa. Selain itu
binatang juga memiliki naluri untuk berkembang biak dan mempertahankan populasi
kelompoknya. Walaupun binatang termasuk makhluk yang juga memiliki akal namun
fungsi akal bagi hewan adalah untuk memenuhi berbagai bentuk kebutuhan
sebagaimana yang diungkapkan diatas. Sebagai contoh bunglon mempertahankan diri
dengan mengubah warna kulit sesuai dimana ia berada. Selain itu ada pula cara
unik cerpelai yang melakukan tarian hipnotis untuk memperdaya mangsanya. Dan
kebiasaan belalang sembah akan memakan kepala pejantannya setelah berkembang biak. Namun itulah berbagai
bentuk fitrah binatang yang tidak dibekali akal seperti halnya manusia.
Berbeda halnya dengan manusia. Dalam
banyak hal manusia dengan akalnya memiliki beragam kelebihan dibanding dengan
makhluk lain seperti halnya binatang. Manusia secara alami dapat berfikir
secara mendalam terhadap berbagai objek yang dianggap sebagai sesuatu yang
baru. Oleh sebab itu,
manusia
dalam konsep islam dianggap sebagai kholifah di bumi. Yang artinya dengan bekal
akal itulah manusia dapat membangun berbagai bentuk peradaban. Terlebih dengan
kewajiban dasar manusia untuk belajar akan memunculkan berbagai bentuk
perkembangan zaman hingga teknologi sebagaimana yang dapat kita rasakan saat
ini. Selain dikenal dengan kecerdasan akalnya, manusia juga termasuk makhluk yang
tidak dapat hidup sendiri atau zoon politicon. Artinya manusia dikodratkan
untuk hidup membentuk suatu komunitas dan berinteraksi satu sama lain.
Walaupun banyaknya kelebihan
yang dimiliki manusia, manusia mempunyai sisi gelapnya tersendiri. Manusia mempunyai
berbagai sifat yang dapat berpotensi untuk merusak keberlangsungan hidup
manusia lainnya atau terhadap makhluk lainnya. Sifat-sifat itu diantaranya seperti: serakah, korup, iri, dengki, pendendam,
pembangkang, ambisius, sombong dan lain sebagainya. Salah satu kalimat terkenal
dalam bahasa latin yang berbunyi, “Homo
homini lupus est” atau diterjemahkan dalam bahasa indonesia mengandung arti: “manusia adalah serigala bagi
manusia yang lain”. Ungkapan ini mencoba
menggambarkan salah satu sifat manusia yang terkadang kejam bagaikan serigala. Karena
manusia seringkali kehilangan peri kemanusiaannya sendiri sehingga muncul
berbagai bentuk peristiwa hukum yang memandang perlunya penjatuhan sanksi yang
adil agar timbul efek jera dan peringatan bagi manusia yang lain. Adapula
berbagai bentuk peristiwa yang menggambarkan kekejaman manusia diantaranya
seperti:
pembunuhan, pemutilasian, pembuangan bayi, penipuan dan lain sebagainya.
Keberadaan agama dan hukum
menjadi benteng
bagi kehidupan manusia yang dibekali akal tersebut. Agar tercipta kesejahteraan
dan keamanan masyarakat dalam berinteraksi pada sesamanya. Sehingga tidak
memunculkan berbagai bentuk kerugian baik secara materil maupun non materil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar